Selasa, 25 Februari 2014

HASIL PEMBUKTIAN KAPAL DAMPAK KRAKATAU 1883 DI BUKIT KEPAYANG LAMPUNG.


Sebuah Kegiatan Riset dan EKSPLORASI tim Mandiri telah berhasil menemukan Situs Kapal Kuno yang berada di desa Kelawi Lampung Selatan. Penemuan ini akan memberikan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia dan Dunia dikarenakan terdapat banyak aspek yang sangat penting bagi kemaslahatan umat manusia yang diantaranya ; tentang informasi fakta kebenaran sejarah tentang kedahsyatan ledakan gunung Krakatau tahun 1883 yang dibuktikan dengan adanya kapal berbobot ribuan ton yang terangkat hingga dipuncak bukit Kepayang desa Kelawi, tentang fakta terbaru mengenai informasi terbelahnya lautan di Selat Sunda ketika bencana terjadi, tentang upaya menjadikan kapal kuno hasil penemuan untuk dijadikan situs Keajaiban Dunia dan tentang berberapa aspek penting lainnya. Mengingat betapa pentingnya kegiatan ekplorasi Penemuan Kapal Kuno ini, maka penanganan dan pengelolaan usaha untuk mencapai tujuan tersebut sangatlah membutuhkan kerjasama seluruh pihak baik oleh tim peneliti, pemerintah daerah dan seluruh masyarakat.
Hasil Penemuan Kapal dampak krakatau ini memiliki manfaat besar, diantaranya :

-          Penemuan kapal Kuno ini menjadi suatu peringatan dan pelajaran penting bagi masyarakat Indonesia maupun dunia agar selalu berada dalam kewaspadaan menghadapi ancaman ledakan siklus Gunung Anak Krakatau. Pengetahuan dan peringatan ini sangat penting bagi kesiapan dan menghindari jumlah korban jiwa yang besar apabila terjadi bencana ledakan Anak Krakatau suatu saat nanti.
-          Penemuan Kapal kuno ini memberikan informasi penting yang baru terungkap mengenai terbelahnya lautan di Selat Sunda pada saat terjadinya ledakan Krakatau sehingga menimbulkan tsunami dengan ketinggian puluhan meter ke segala penjuru Selat Sunda.
Penemuan ini akan menjadi tonggak pengkajian siklus bencana Krakatau dalam dunia ilmu vulkanologi yang bermanfaat besar bagi dunia ilmu pengetahuan dan sejarah.
Pembuktian Hasil Penemuan Kapal melalui Penggalian manual dan uji geolistrik dapat diliat dari gambar dibawah ini :
Melalui proses Penggalian Lubang Manual, pada kedalaman sekitar 30 meter, peneliti menemukan plat besi di dasar lubang penggalian yang di duga sebagai dinding kapal besi 
foto dinding Kapal besi di dasar lubang Penggalian.

 
Untuk dapat menentukan kondisi Badan Kapal terdapat 2 pilihan ; 
pertama dengan membuka plat baja dinding kapal dan melihat kondisi dalam kapal (interior) dan yang kedua dengan melakukan uji geolistrik. Proses pembelahan dinding kapal akan menimbulkan resiko yang besar mengingat diperkirakan adanya gas bertekanan dalam lambung kapal. Proses  Geolistrik merupakan pilihan yang tepat untuk menentukan bentuk kondisi badan kapal secara keseluruhan tanpa harus merusak badan kapal.
hasil perkiraan kapal dan hasil geolistrik yang diambil melintang Timur-Barat diatas badan kapal
.
 
ANALISA: uji geolistrik method  Dipole-dipol yang dilakukan dengan bentangan arus listrik searah dari timur ke barat sepanjang 180 meter dengan jarak elektroda per 6 meter, diatas objek yang diduga terdapat badan kapal menunjukkan adanya anomaly sebuah bentukan yang menyerupai lambung kapal ( pada kontur warna yang berwarna biru cerah). Pada sekala resistivitas hingga  1800000 ohm meter terlihat penampakan anomaly yang menyerupai lambung kapal tampak samping. Penampakan anomaly tersebut disebabkan karena adanya perbedaan resivitas antara bebatuan vs labung kapal yang berbadan besi dan berongga berisi gas menyebabkan nilai resivity yang ekstrim.  

selain melakukan uji geolistrik melintang Timur_Barat di atas badan Kapal, uji geolistrik juga dilakukan pada kondisi melintang Utara -Selata di atas badan Kapal. 
hasil uji geolistrik melintang Utara-Selatan di atas badan Kapal.
 
Analisa : Dari pengujian geolistrik yang dipasang melintang dari utara ke selatan di atas lokasi terduga terdapat kapal menunjukkan adanya anomaly berbentuk lambung kapal tampak terpotong dilihat dai pandangan depan (kapal mengguling). Terlihat juga terdapat adanya pecahan badan kapal di sebelah selatan lambung KAPAL. Seperti terlihat hasil geolistrik, pola anomaly memiliki ukuran tinggi lambung kapal sekitar 15 meter, panjang lambung sekitar 70 meter. Ujung kapal disisi utara dan buritan kapal di sisi selatan.
 
Dari hasil Pembuktian yang telah dilakukan melalui proses penggalian secara manual, dan dilengkapi oleh proses uji geolistrik yang dilakukan melintang dari Timur-Barat di atas badan kapal, dan uji geolistrik melintang Utara-Selatan diatas badan Kapal, maka fakta - fakta tersebut sudah sangat jelas dan akurat untuk dijadikan Dasar langkah lanjutan berupa Kegiatan Ekscavasi untuk dapat diperlihatkan secara Nyata kepada semua Pihak.
 Demikian hasil laporan kegiatan Eksplorasi Penemuan situs Kapal Dampak Kedahsyatan Krakatau ini di sampaikan oleh Peneliti, semoga dapat memberikan manfaat. (Hadi Subroto/ Peneliti independen)