Sebuah Kegiatan Riset dan EKSPLORASI tim Mandiri telah
berhasil menemukan Situs Kapal Kuno yang berada di desa Kelawi Lampung Selatan.
Penemuan ini akan memberikan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia dan Dunia
dikarenakan terdapat banyak aspek yang sangat penting bagi kemaslahatan umat
manusia yang diantaranya ; tentang informasi fakta kebenaran sejarah tentang
kedahsyatan ledakan gunung Krakatau tahun 1883 yang dibuktikan dengan adanya
kapal berbobot ribuan ton yang terangkat hingga dipuncak bukit Kepayang desa
Kelawi, tentang fakta terbaru mengenai informasi terbelahnya lautan di Selat
Sunda ketika bencana terjadi, tentang upaya menjadikan kapal kuno hasil
penemuan untuk dijadikan situs Keajaiban Dunia dan tentang berberapa aspek
penting lainnya. Mengingat betapa pentingnya kegiatan ekplorasi Penemuan Kapal
Kuno ini, maka penanganan dan pengelolaan usaha untuk mencapai tujuan tersebut
sangatlah membutuhkan kerjasama seluruh pihak baik oleh tim peneliti, pemerintah daerah dan seluruh masyarakat.
Hasil Penemuan Kapal dampak krakatau ini memiliki manfaat besar, diantaranya :
-
Penemuan
kapal Kuno ini menjadi suatu peringatan dan pelajaran penting bagi masyarakat
Indonesia maupun dunia agar selalu berada dalam kewaspadaan menghadapi ancaman
ledakan siklus Gunung Anak Krakatau. Pengetahuan dan peringatan ini sangat
penting bagi kesiapan dan menghindari jumlah korban jiwa yang besar apabila
terjadi bencana ledakan Anak Krakatau suatu saat nanti.
-
Penemuan
Kapal kuno ini memberikan informasi penting yang baru terungkap mengenai
terbelahnya lautan di Selat Sunda pada saat terjadinya ledakan Krakatau sehingga
menimbulkan tsunami dengan ketinggian puluhan meter ke segala penjuru Selat
Sunda.
- Penemuan
ini akan menjadi tonggak pengkajian siklus bencana Krakatau dalam dunia ilmu
vulkanologi yang bermanfaat besar bagi dunia ilmu pengetahuan dan sejarah.
Pembuktian Hasil Penemuan Kapal melalui Penggalian manual dan uji geolistrik dapat diliat dari gambar dibawah ini :
Melalui proses Penggalian Lubang Manual, pada kedalaman sekitar 30 meter, peneliti menemukan plat besi di dasar lubang penggalian yang di duga sebagai dinding kapal besi foto dinding Kapal besi di dasar lubang Penggalian. |
Untuk dapat menentukan kondisi Badan
Kapal terdapat 2 pilihan ;
pertama dengan membuka plat baja dinding kapal dan
melihat kondisi dalam kapal (interior) dan yang kedua dengan melakukan uji
geolistrik. Proses pembelahan dinding kapal akan menimbulkan resiko yang besar
mengingat diperkirakan adanya gas bertekanan dalam lambung kapal. Proses Geolistrik merupakan pilihan yang tepat untuk
menentukan bentuk kondisi badan kapal secara keseluruhan tanpa harus merusak
badan kapal.
hasil perkiraan kapal dan hasil geolistrik yang diambil melintang Timur-Barat diatas badan kapal | . |
ANALISA: uji geolistrik method
Dipole-dipol yang dilakukan dengan bentangan arus listrik searah dari
timur ke barat sepanjang 180 meter dengan jarak elektroda per 6 meter, diatas
objek yang diduga terdapat badan kapal menunjukkan adanya anomaly sebuah
bentukan yang menyerupai lambung kapal ( pada kontur warna yang berwarna biru
cerah). Pada sekala resistivitas hingga
1800000 ohm meter terlihat penampakan anomaly yang menyerupai lambung
kapal tampak samping. Penampakan anomaly tersebut disebabkan karena adanya
perbedaan resivitas antara bebatuan vs labung kapal yang berbadan besi dan
berongga berisi gas menyebabkan nilai resivity yang ekstrim.
selain melakukan uji geolistrik melintang Timur_Barat di atas badan Kapal, uji geolistrik juga dilakukan pada kondisi melintang Utara -Selata di atas badan Kapal.
hasil uji geolistrik melintang Utara-Selatan di atas badan Kapal. |
Analisa
: Dari pengujian geolistrik yang dipasang melintang dari
utara ke selatan di atas lokasi terduga terdapat kapal menunjukkan adanya
anomaly berbentuk lambung kapal tampak terpotong dilihat dai pandangan depan
(kapal mengguling). Terlihat juga terdapat adanya pecahan badan kapal di
sebelah selatan lambung KAPAL. Seperti terlihat hasil geolistrik, pola anomaly memiliki
ukuran tinggi lambung kapal sekitar 15 meter, panjang lambung sekitar 70 meter.
Ujung kapal disisi utara dan buritan kapal di sisi selatan.
Dari hasil Pembuktian yang telah dilakukan melalui proses penggalian secara manual, dan dilengkapi oleh proses uji geolistrik yang dilakukan melintang dari Timur-Barat di atas badan kapal, dan uji geolistrik melintang Utara-Selatan diatas badan Kapal, maka fakta - fakta tersebut sudah sangat jelas dan akurat untuk dijadikan Dasar langkah lanjutan berupa Kegiatan Ekscavasi untuk dapat diperlihatkan secara Nyata kepada semua Pihak.
Demikian hasil laporan kegiatan Eksplorasi Penemuan situs Kapal Dampak Kedahsyatan Krakatau ini di sampaikan oleh Peneliti, semoga dapat memberikan manfaat. (Hadi Subroto/ Peneliti independen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar